MANDIRI - DEMOKRATIS - BERWAWASAN

DWP Peringati Hari Kartini

Tri Prasetyaningrum : Istri Harus Jadi Teman Diskusi

Melalui hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Perum Perhutani Unit II Jatim, Ny Tri Tedjo Rumekso mengajak seluruh anggotanya untuk ikut mensukseskan program Perhutani Hijau 2010.

’’Sebagai istri, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendukung kerja bapak-bapak (suami) untuk terus fokus mewujudkan Perhutani Hijau 2010. Kita ingatkan kalau 2010 itu sudah dekat, jadilah sebagai pendengar dan teman diskusi bagi bapak di rumah. Sebarkan dan dengungkan terus semangat serta keyakinan bahwa Perhutani Hijau 2010 pasti terwujud,’’ ucapnya dalam peringatan Hari Kartini Tahun 2008 yang digelar Senin (21/4) lalu di ruang Tectona, Graha Perhutani, Surabaya. Ratusan anggota DWP dan karyawati berbusana kebaya menghadiri acara peringatan tersebut.

Menurutnya, meski terlahir pada zaman feodalisme, Raden Ajeng Kartini ketika itu mampu menjadi seorang perempuan mandiri, berpikiran maju dan berjuang untuk penyetaraan hak-hak kaumnya yang sangat terbelenggu. Satu hal yang paling mencolok, ketika itu perempuan tidak bisa mengecap pendidikan sama seperti kaum laki-laki.

Oleh karena itu, kita patut bersyukur karena terlahir pada masa yang jauh lebih baik daripada zaman Kartini. Berkat perjuangannya, kini kaum perempuan bisa menikmati pendidikan dan berkarir, menjadi mitra sejajar kaum laki-laki.

’’Sebagai istri pegawai Perhutani, tidak banyak yang berkarir namun bukan karena tidak mampu melainkan keadaan yang memaksa kita harus mengalah. Begitu besarnya beban dan tanggungjawab suami terhadap perusahaan membuat kita, para istri dengan rela dan ikhlas melepas keinginan untuk berkarir agar suami tetap fokus pada tanggungjawabnya kepada perusahaan dan mensukseskan program Perhutani Hijau 2010 dan mari kita dukung itu,’’ ujarnya lagi.

Dalam peringatan yang digelar sehari itu, anggota DWP dan para karyawati mendapat seminar singkat tentang personality Development dan diikutkan dalam beragam lomba mulai dari fashion show berkebaya serasi ala Kartini, menggulung stagen, mewiru kain hingga permainan berupa menempel gambar dengan mata tertutup.

Tawa riang dan sorak sorai mewarnai lomba fashion show ketika para peserta yang pada umumnya dari kalangan ibu-ibu itu berlenggak-lenggok diatas cat walk memamerkan kebaya yang mereka pakai. Lomba menempel gambar kumis tepat di lukisan wajah yang sudah disiapkan panitia juga tak kalah serunya. Sebab para peserta diharuskan menempel kumis tepat di lukisan dengan mata tertutup.

About this entry

Posting Komentar

 
© DWP Perhutani Unit II Jatim